Ditulis Oleh: Tyas Chairunisa
Sore hari, Adiba bersama teman-temannya belajar mengaji di Ustazah Aminah dan mendengarkan tausiahnya tentang pentingnya berkata jujur.
“Rasulullah bersabda, ‘Jujurlah kalian karena sesungguhnya kejujuran itu membimbing ke arah kebajikan dan ke arah surga.”
“Bagaimana kalau kita suka berbohong? Kata Rasulullah, kita harus berhati-hati terhadap kebohongan karena itu membimbing ke kedurhakaan dan ke arah neraka. Berarti kebohongan membawa ke siksa api neraka. Jadi, agar masuk surga, yuk kita terapkan kejujuran dalam diri.
Ayo, siapa di sini yang mau masuk surga?”
Serentak Adiba dan teman-temannya berkata, “Saya, Ustazah!”
Adiba teringat kebohongan yang dilakukannya kepada Mas Adika. Dia memakan kue cokelat kakaknya. Saat Mas Adika menanyakannya, Adiba tidak mengakuinya.
“Aku harus berkata jujur ke Mas. Aku mau masuk surga.”
Sesampainya di rumah, Adiba mengakui kebohongannya dan meminta maaf kepada Mas Adika. “Iya, Mas maafkan. Lain kali, Adiba jangan bohong lagi, ya! Harus jujur, karena itu baik.” Adiba mengangguk dan memeluk kakaknya. ***